CREGIT INDONESIA

• IT incubator • Event Organizer • IT Volunter • IT Community

CREGIT INDONESIA

• IT incubator • Event Organizer • IT Volunter • IT Community

CREGIT INDONESIA

• IT incubator • Event Organizer • IT Volunter • IT Community

CREGIT INDONESIA

Salah satu kegiatan Cregit

Print Friendly and PDF


Postingan daftar situs web alat AI berdasarkan kategori:


Teknologi Ai kini berkembang pesat hampir di semua bidang. Banyak sekali manfaat yang memudahkan anda dalam membuat atau mengerjakan sesuatu. Manfaatkan teknologi Ai dengan bijak.


Jumat, 03 September 2021

Tingkatkan Personal Branding dengan Nilai Tambah dan Nilai Pembeda

Orang bekerja itu pada dasarnya jual dirinya, jual waktunya, jual keterampilannya, jual waktunya, jual pengetahuannya, jual penampilannya, jual perilakunya.

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman saya mengeluh kepada saya. "Sudah melamar kerja kemana-mana kok belum ada satupun perusahaan yang memanggil saya. Sampai saya capek kirim Curriculum Vitae, sampai saya lupa nama perusahaan yang dilamar, dan jabatan apa saja yang saya lamar.

Dilain pihak dengar curahan hati dari seorang teman, "Saya sudah menganggur berbulan-bulan, kehilangan pekerjaan karena pandemik, perusahaan bangkrut dan punya masalah dalam pembayaran gaji karyawan".

Buat kamu yang punya masalah yang sama dengan yang dihadapi oleh teman saya, jangan putus asa. Artikel ini membahas bagaimana menjual diri kamu agar diperhatikan, dilirik dan diterima oleh HRD. Apalagi di masa sekarang ini, kompetisi diantara sesama pencari kerja sangat ketat, karena pandemik banyak perusahaan yang bangkrut, upah dikurangi, tentu saja lowongan kerja berkurang.

Mengacu kepada jual diri, maka berlaku apa yang dinamakan Nilai Tambah dan Nilai Pembeda, kemudian Segmen yang harus kamu perhatikan saat kamu menjual diri kamu.

1. Nilai Tambah

Langkah yang pertama sekali perlu kamu lakukan adalah melihat kedalam diri sendiri. Apa nilai tambah kamu? Apa keterampilan yang kamu kuasai? Apa pengalaman kerja kamu yang bermanfaat buat perusahaan? Apa prestasi kamu? Mulailah untuk mendaftar semua dalam satu atau dua lembar, silahkan kamu mulai menuliskan semuanya. Setelah selesai menulis daftar tersebut, lengkapi dengan buktinya. Inilah yang dinamakan portofolio.

Kumpulkan semua sertifikat, dokumen proyek yang pernah kamu kerjakan, bukti prestasi yang pernah kamu raih, bukti bahwa kamu pernah terlibat dalam organisasi, kegiatan, dan lain-lain. Intinya semua nilai tambah tersebut kamu buktikan bahwa kamu benar memiliki nilai tambah tersebut, jangan sampai nanti kamu dikatakan over promise, atau pencitraan. 

Dari nilai tambah yang kamu susun berupa portofolio tersebut, kamu sudah memiliki nilai jual. Tinggal kemudian tentukan segmen kamu. Tentukan ke perusahaan mana yang akan kamu lamar. Perusahaan membutuhkan staf yang jago Excel, tapi nilai tambah kamu tidak ada yang terkait Excel. Atau ketika perusahaan membutuhkan staf dibidang web developer, tapi nilai tambah kamu ada di bidang content creator. Tidak nyambung.

Disini kamu butuh jeli, untuk menentukan profil segmen perusahaan mana yang akan kamu lamar. Biasanya profil segmen dimulai dari gender, usia, hobi, kepribadian, dan lain-lain. Contohnya, iklan produk kecantikan untuk remaja cewek dengan ibu rumah tangga tentunya menggunakan pendekatan yang berbeda. Biasanya iklan produk kecantikan untuk remaja cewek menggunakan kemasan girly, warnanya pink, menggunakan artis idola yang sedang digemari. Sedangkan iklan untuk ibu rumah tangga pendekatannya berbeda, kemasan berbeda, berbeda pula bentuk iklannya.

Ketika kamu melamar ke perusahaan tambang, atau ke perusahaan retail, tentunya akan berbeda dengan melamar ke perusahaan start up atau perusahaan digital. Nilai tambah kamu, kemasan kamu, pendekatan kamu harus dibedakan. Apakah boleh kalau disamakan saja semuanya? Boleh saja disamakan, tetapi akan berbeda hasilnya bila kamu mampu membedakan untuk tiap jenis perusahaan.

Kelihatannya rumit dan sulit ya? Enggak, selama kamu yakin kalau kamu punya poin-poin yang disebutkan dalam nilai tambah tersebut.

2. Nilai Pembeda

Selanjutnya yang perlu kamu perhatikan adalah nilai pembeda kamu. Nilai yang membedakan kamu dengan pelamar lainnya. Ketika kamu melamar ke perusahaan start up, pasti saingan banyak. Melamar ke perusahaan minyak dan gas juga pasti saingan banyak. Disini kamu penting untuk mengeksplorasi nilai pembeda kamu. Bisa saja nilai pembeda kamu itu tercantum dalam nilai tambah, sehingga kamu hanya perlu mengeksplorasi lebih dalam lagi, sehingga saingan kamu menjadi tidak relevan lagi.

Contohnya kamu pernah memecat karyawan sebanyak 1000 orang, pernah menghadapi demo, pernah disandera sewaktu menghadapi demonstrasi karyawan, dan lain sebagainya. Ini menjadi nilai pembeda dimana saingan kamu belum tentu pernah mengalaminya ketika perusahaan memerlukan orang yang jago bagian hubungan industrial. Atau kamu pernah membuat proyek senilai 200 miliar, mengurusi talent management, kompetensi, dan penggajian untuk group perusahaan yang memiliki bisnis sangat besar, bisnis tambang sampai retail dan garment, dimana perusahaan tersebut sedang fokus mencari orang yang menguasai people development. Ini menjadi nilai pembeda dibandingkan pesaing kamu.

Dengan nilai tambah dan nilai pembeda ini tentunya peluang kamu diterima akan sangat besar sekali. Dan ketika negosiasi kompensasi tentunya kamu memiliki posisi tawar yang tinggi, karena kamu akan menjadi barang langka yang direbutkan, eksklusif.

Jadi, mulai sekarang pikirkan dan tuliskan nilai tambah, nilai pembeda kamu, kemudian sesuaikan dengan segmen  perusahaan yang akan kamu lamar. Bila kamu merasa nilai tambah dan pembeda kamu sedikit, mulailah belajar sesuatu yang baru agar menjadi nilai tambah dan pembeda. Kamu bisa membaca buku yang berkaitan dengan nilai tambah dan nilai pembeda yang akan kamu kembangkan. Ada banyak kursus-kursus gratis maupun berbayar untuk menambah pengetahuan kamu. Ikutilah pelatihan minimal 2 kali dalam setahun, kemudian aktif berkomentar di grup Whatsapp maupun Telegram untuk mengasah pemahaman yang telah kamu baca, yang telah kamu latih, yang telah kamu pelajari. 

Jangan lupa untuk bergabung di forum-forum diskusi agar kompetensi kamu tetap terasah, karena bila membaca tanpa melatih apa yang telah dibaca, dalam 3 bulan saja kamu bisa lupa. Lakukan kegiatan tersebut selama setahun secara rutin dan lihat hasilnya setelah setahun.

Usaha pasti tidak akan mengkhianati hasil.

Salam sukses.


Kamis, 04 Maret 2021

Tips Keren Agar Mendapat Promosi - Kuasai Skill dan Hubungan Baik



Pernahkah kamu mendengar keluhan dari seorang karyawan yang mengatakan bahwa ia sudah capek menunjukkan kerja yang bagus dikantor, namun tak kunjung dipromosikan? Saya dulunya juga pernah mengalaminya. Sangat meresahkan dan bikin frustasi, bingung mau berbuat apa.

Kebanyakan dari kita ada yang sudah seharusnya mencapai titik puncak karir, namun tidak kunjung diperhatikan dan dipromosikan untuk menempati level karir yang lebih tinggi. Dan kita hanya bisa menduga-duga, siapa diantara kita nantinya yang akan mendapat penghargaan untuk jabatan yang lebih tinggi.

Apa yang bisa kamu lakukan agar kamu bisa menarik perhatian agar dipromosikan? Dalam artikel ini, ada 5 langkah yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan visibilitas dan kapabilitas kamu di kantor yang akhirnya akan menempatkanmu pada jalur promosi.


1. Perlihatkan apa bidang pekerjaan yang Anda kuasai - dan bagikan pada rekan kerja yang lain

Agar dipertimbangkan untuk dipromosikan, atasan perlu melihat apa bidang pekerjaan yang Anda kuasai di kantor, dan apakah Anda bisa bekerja sama dengan rekan kerja yang lain. Bagaimanapun, tujuan tidak akan tercapai hanya dengan usaha satu orang, namun kerjasama tim.

Apakah ada sesuatu yang menarik dari cara Anda bekerja? Mungkin Anda kuat dalam berpikir strategis dari rekan kerja yang lain, Anda mampu membaca trend dan punya daya analisis yang tajam. Atau Anda seorang yang terampil berbicara, sehingga apapun yang Anda katakan, orang-orang pasti mendengarkan dan melakukannya.

Untuk membedakan Anda dengan rekan yang lain, mulailah dari diri sendiri. "Saya dikenal seperti apa? Apa yang saya kuasai? Apa masalah yang biasanya dikeluhkan oleh orang lain agar bisa saya bantu?" Pertanyaan itu akan membuka kesempatan kepada Anda belajar meningkatkan skill yang sudah Anda kuasai agar menambah nilai Anda pada rekan kerja.

Sebagai contoh, jika Anda terampil pada presentasi, tawarkan umpan balik kepada rekan kerja tentang penampilan dan materi presentasi Anda. Atau tawarkan acara kumpul bersama rekan kerja satu tim, tentang kesepakatan bersama, yang apabila presentasi anggota tim tersebut memukau, maka ia akan mendapat top rekomendasi dipromosikan ke atasan.

Jika Anda mampu memperlihatkan kapabilitas, maka manajemen akan lebih mudah mengenali Anda sebagai orang yang memiliki pengaruh dan tanggung jawab.


2. Kenali bagaimana orang-orang melihat Anda - dan ubah perspektif dari 'Saya' menjadi 'Kami'.

Sejalan dengan meningkatnya karir Anda, temukan peluang untuk mendapatkan umpan balik tentang cara kerja Anda di dalam tim. Ini akan membantu Anda menjadi lebih peka terhadap perilaku Anda yang mungkin saja menurunkan keefektifan kerja Anda. Ini juga menghindarkan Anda dari keterlenaan yang bisa menghambat kemajuan karir Anda.

Mari tinjau teman saya 'Brian', yang diakui oleh atasannya bahwa dia belum pantas dipromosikan meskipun sudah melampaui target kerja secara konsisten.

Ketika saya mewawancara teman kerjanya, saya menemukan bahwa Brian terjegal promosi ke level lebih tinggi karena atasannya menilai dia bukan anggota tim atas dasar caranya memimpin rekan kerja satu timnya. Brian diserahkan tugas memimpin tim yang berkinerja buruk untuk memperbaikinya. Dia berhasil menyelesaikan tugasnya, memperbaiki kinerja tim, dan mencapai tujuan tujuan grup. Namun kesuksesan itu datang dengan mengorbankan keluarnya beberapa karyawan lama dan mereka merusak reputasi Brian saat keluar. Namun eksekutif memandang Brian sebagai 'serigala berprestasi' yang dipertimbangkan.

Setelah saya punya kesempatan bekerja sama dengan Brian, saya mengamati cara kerjanya. Dia sekarang melibatkan timnya dalam perencanaan strategis, mendengarkan lebih banyak masukan, dan bicara lebih sedikit. Sejak itu eksekutif memperhatikan Brian berganti haluan dari 'saya' menjadi 'kami'.


3. Bimbing orang lain untuk mengembangkan kepemimpinan Anda.

Seperti Jack Welch katakan, "Sebelum Anda  menjadi pemimpin, sukses adalah tentang menumbuhkan diri Anda. Setelah Anda menjadi pemimpin, sukses adalah tentang menumbuhkan orang lain."

Anda mungkin belum mengelola sebuah tim, namun kesempatan yang paling awal untuk memimpin orang lain bisa datang dari kegiatan sukarela. Pelajaran terbaik datang saat kita mengajari orang lain. Caranya, Anda bisa menghubungi rekan kerja yang berada pada divisi lain yang memiliki masalah. Tawarkan bantuan kepada mereka, apabila mereka butuh pendampingan untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam tim.

Beberapa tahun yang lalu, saya membimbing seorang wanita muda cerdas namun sangat pemalu. Dia datang dari divisi yang berbeda, mencoba mendekati saya karena menganggap saya orang yang bisa diajak bicara. Wanita muda tersebut menyadari kekurangannya adalah tidak tegas sehingga kemampuannya mempengaruhi dan didengarkan didalam tim tidak berkembang. Kami berdua menyusun rencana tindakan perubahan yang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Selama beberapa minggu, kami membahas upaya peningkatan dan pengembangan diri. Bulan berikutnya, dia menunjukkan perubahan yang diamati oleh eksekutif senior, dan akhirnya mendapat promosi yang diinginkannya.

Sebagai catatan, saat Anda membantu rekan yang lain, Anda akan merasa hebat, dan mereka akan mengucapkan terimakasih atas bantuan Anda. Saya senang saat tim saya yang dulu masih berkabar tentang apa yang mereka lakukan di dalam tim, dan bagaimana mereka bekerja sama. Hal-hal baik yang pernah saya lakukan, diteruskan oleh mereka sampai sekarang dan itu membuat saya bersemangat untuk terus membimbing orang lain.


4. Pelajari bagaimana bekerja secara produktif dengan berbagai macam kepribadian yang berbeda.

Setiap dari kita pasti memiliki gaya komunikasi dan preferensi kerja yang berbeda. Dan biasanya ada beberapa orang yang memiliki kesulitan bekerja sama dengan yang lain. Semakin dini Anda mengenali orang-orang dengan karakteristik kepribadian tersebut, maka semakin banyak waktu yang Anda butuhkan untuk mengembangkan strategi agar bisa bekerja secara efektif dengan orang tipe tersebut.

Ini penting untuk Anda perhatikan, karena keadaan ini akan terulang kembali. Ada banyak hal yang bisa memicu perselisihan dan pertengkaran diantara sesama rekan kerja. Anda harus bisa bergaul dengan semua tipe rekan kerja, merangkul mereka semua dan menghilangkan perselisihan tersebut menjadi keterampilan Anda agar dipromosikan oleh manajemen.

Ingat pula bahwa hubungan itu berubah seiring waktu. Orang menjadi terampil, dipromosikan, atau pindah kerja ke perusahaan lain. Suatu hari mungkin Anda akan bergaul dengan orang yang pernah menjadi musuhmu di kantor, atau mereka pindah kerja ke perusahaan yang Anda impikan. Jadikan ini sebagai investasi hubungan, tetap berhubungan baik dengan mereka-meskipun ini tidak mudah.


5. Tetapkan batasan yang sehat dalam hubungan kerja.

Ada banyak yang beranggapan, bahwa dengan memberi jam kerja ekstra kepada perusahaan, akan lebih mudah untuk mendapat promosi. Bagaimanapun, untuk maju dan mengambil tanggung jawab lebih tidak berarti harus mengatakan 'Ya' pada semua pekerjaan. Ketahuilah mana hal-hal yang menjadi tanggung jawab Anda, dan mana 'Tidak' menjadi tanggung jawab Anda. Belajarlah diplomatis dan bijaksana dalam bekerja. Ada beberapa pekerjaan yang bisa Anda delegasikan ke rekan lain

Ada beberapa pekerjaan yang bisa Anda terima sebagai tugas sukarela. Jadikan itu sebagai kesempatan untuk memperluas jaringan, belajar keterampilan baru diluar zona nyaman Anda, agar Anda mendapat dukungan dan promosi dari eksekutif diluar divisi Anda.

Tapi hindari pekerjaan yang murni sukarela seperti membantu pesta kantor. Sebaliknya beri bantuan pada pekerjaan yang sifatnya mendatangkan pemasukan, yang meningkatkan efisiensi dan dampak positif bagi rekan kerja dan perusahaan Anda. Jangan segan mengatakan 'Tidak'. Meskipun Anda masih junior diantara para senior, bukan berarti Anda harus selalu mengambil pekerjaan yang ditawarkan kepada Anda.

Jika Anda secara konsisten melakukan langkah di atas, maka promosi akan datang langsung dari manajemen. Saat Anda dilihat sebagai sosok yang mampu memimpin rekan dan menunjukkan hasil yang memuaskan, saat promosi dibuka, maka Anda akan menjadi kandidat yang lebih disukai.

Senin, 01 Maret 2021

7 Ways to Boost Your Personal Brand

In the past, if you wanted to get publicity, you needed an agent. You had to schmooze, climb the ladder of fame, and find ways to get your name in the news.

Today in 2021, growing your influence is completely reversed. The ability to get attention and grow your online influence is available to everyone via social media. And it's about a lot more than a fancy elevator pitch at a networking event.

The problem is that (almost) everyone is trying to get the same attention and do the same way. There is a lot more competition when it comes to growing your influence. Just like a professional brand, you have to think strategically and appeal to your target audience.

In our experience observing brands during the past five years, we have learned a lot about helping people grow their exposure. In this article, we will look at five ways that you can create a personal branding strategy and influence using some of the same tactics.

 



1. Have an Interest, Cause, or Purpose

There's a reason this tip is the first on the list. Any person who wants to be influential in the world needs an interest, a cause, or a specific purpose that drives them. This is at the core of all strong personal branding and influencer marketing.

It's not enough to hope that people will just follow you because of who you are (at least in the beginning). You need to have some depth to your personal brand.

You are more likely to attract people to follow you if you are known for something specific. If you aren't sure where to start, then think about:

      • Your hobbies and passions in life
      • People you admire (and what it is about them you admire)
      • Goals that you want to achieve

Any of these will help you find what you want to talk about and share. Your interests can evolve, but if you're going to grow a following, you have to start with one.

For example, Rosanna Pansino who has 10 million subscribers on YouTube, built a strong online following around her passion for baking. She also frequently creates gluten-free and vegan recipes to appeal to a wider audience on Instagram and YouTube.

Even if you feel like you are copying somebody else's interests to begin, at least you are making a start. Begin sharing your interests, and talking about them. You can help others to learn more or to further a cause in some way.

 

2. Create a Look and Feel for your Brand

Business have a brand book that tells the company which colors, fonts, and logos to use when publishing. Some brands like Mailchimp, even have a specific way of writing their content that is congruent with its brand.

If you are unsure what colors and fonts might be right for your brand, you can always hire a graphic designer to help. They can create a logo, a color pallete, and even match specific imagery to your brand. Of course you can vary the colors and feel of what you post, but it's goog to have some parameters.

 

3. Learn to Write and Speak on Camera

Writing and speaking are two skills we all learn in school, but we don't think about improving them once we graduate. Learning to write your blog posts, and to speak well on video are two essensial skills if you want to grow your influence online.

Yes, of course, you can outsource these two tasks, but learning to do them yourself has some benefits. Writing is critical because it helps you to clarify your thinking. Also, written content that is on your blog has a better chance of appearing in Google results.

When it comes to video, being a fluent speaker on video helps to grow your influence. You can practice by just doing some daily vlogs or sharing something you have learned. The more often you speak on camera, the easier it will become.

 

4. Create a Schedule (and Stick to it)

One of the biggest secrets to growing a social media following is consistency. By posting a few days a week, every week, year after year, you will build an audience. If that sounds a little tedious, it's because it is.

Taking the time to create new written content, pictures, videos, and audios requires discipline. You have to plan ahead and then stick to your plan. The best way to do this is to create a content calendar that you know you can follow. Doing this in advance helps when you have a creative block and don't know what to post about.

There are a lot of content calendar templates available online, and something as simple as Google Spreadsheet with dates, content titles, and a brief overview will do.

Remember, if you want to grow, you have to post consistently. Not only do your follower grow if you post a lot, but so will your Google rankings.

You can do more in one or two years posting consistently than you will in five years posting occasionally.

 

5. Test Different Platforms

Every person has their favorite social media platform, but it's a mistake to just stick to one. Why? Because social media is always changing.

No matter how many followers you have, you do not own any account on social media. Therefore, if the platform changes, deletes your account, or starts to become less popular, you are the one who loses.

You might not like or understand a particular platform, but you can start to get a feel by posting on it a few times. See how your social media post has a different impact depending on the platform. Part of successful personal branding is to match your style to the right platform.

Many of the same people who follow you on one platform will begin to migrate and will likely follow you on another channel. Even if you love a specific social media app, and have had success with it, make sure to keep trying new ones and expanding your knowledge and reach.


6. Upgrade to Professional Photos

Images are a huge part of how people relate to you. Having high-quality professional-grade images helps your brand to stand out.

Everyone today has a cellular phone with a decent camera. And although you can get away with using your cellular phone for stories and some images, it's good to look at upgrading to a higher level. You can also get a Canva, Adobe Lightroom or Picsart to help do basic photo editing or creating amazing posters.

Here are three tips to better images:

      • Try to find decent lighting - natural diffused light is best.
      • Use the right angles - always put the camera up higher.
      • Avoid too many preset filters - they are hard to nuance the photos with.

High-quality photography is both an art and a science. You need to invest both money and time into building your skills and creating better quality images. In the beginning, you might need to hire somebody to do your first photoshoots, and then you can slowly.


7. Connect and Be Social

The final tip is one many people miss when they want to grow their influence. When you begin trying to build a personal brand, the best thing to do is to connect with others who share the same interests.

This doesn't mean you are only trying to connect to get something, but rather to give something. You should be genuinely interested in the posts of others and make an effort to follow, share, and comment.

If you come across someone who shares your same values or interests, they can often be a partner in growing your influence.

The more people you make an effort to connect with, the more you will see your influence grow. It might seem a counterintuitive way to do it, but over time you will see a benefit.


A personal brand takes time to develop, and you will likely start out copying what other people do. Over time you will find your voices and begin to grow your influence in your own way.

That's all from me, are you ready to boost your personal brand?

Cheers

Selasa, 23 Februari 2021

Top 8 Free Cost Digital Marketing Certifications That Get You Hired Soon

 

Since the Corona virus hit the world in early 2020, the passion for online marketing has grown bigger and has provided enormous opportunities for job seekers and those who have already been working on it.

Currently HRD managers are looking for candidates who understand the up to date skills in the field of digital marketing. If you are trying to get your foot in the digital marketing door and not having any luck, it's probably due to a lack of relevant skills on your resume. By spending time on gaining digital marketing certification, you will be up to speed with the trends and tools that are used in the best digital marketing areas.

As a digital marketing observer who is often asked for opinions and input from some friends who worked in digital marketing companies, the expertise in digital marketing is not only able to create sales promotions but must be supported by a certificate that states the person is reliable in the field.

Unfortunately, there are still many job seekers who think that a certificate of digital marketing expertise is not so important, and are also lazy to learn of digital marketing skill which is constantly evolving. Another reason why job seeker skill is difficult to develop is the cost of digital marketing courses which are quite expensive.

With more than thousand courses and certifications all giving the same benefits, you have many choices to pick the best digital marketing course that works best for you. That is why we decided to put a list of the best courses and digital marketing certification programs that give what companies need. And the good news, there are many companies that provide digital marketing courses for free.

Here's our list of the Top 8 Free Cost Digital Marketing Certifications that will sharpen your skills and land you a job in 2021, which all is free courses:


1. Google Analytics IQ Certification

You don't need to be a marketing analytics wizard to find success in digital marketing, but it's crucial to know how to measure campaign metrics as well as monitor KPIs to improve and scale marketing tactics. The Google Analytics Individual Qualification certificate displays to potential employers a working proficiency in Google Analytics for those that pass the final assessment of 70 questions.

To begin, you can set up an Academy for Ads account and run through Google Analytics for Beginners and Advanced Google Analytics courses to prepare for the exam. Before you apply to jobs, we suggest you to complete the course for running an effective marketing campaign, so you can impress the hiring managers.

LinkGoogle Analytics Academy

Duration: 4-6 hours




2. Google Ads Certification

As we said before, you need to become very familiar with various Google tools.

A strong Google Ads campaign can break your marketing plan. Your certification is complete when you pass the Google Ads Fundamentals assessment and one of the additional advertising product assessments. As another requirement, you must score 80% or higher to pass.

The additional assessment includes Search Advertising, Display Advertising, Mobile Advertising, Video Advertising, and Shopping Advertising, and are available through Academy for Ads.

LinkGoogle Analytics Academy

Duration: 4-6 hours



3. Google Digital Garage

Google Digital Garage offers free digital skills training via an online learning platforms. It provides individuals with a skillful plan to learn digital skills.

If you could only pick one certification program it would be Google's Digital Garage with its wide range of courses. If you're unsure of where to begin with your digital marketing training, then Google Digital Garage is the answer.

The training modules are perfect for those looking to learn all of the basics in one place. Topics run from analytics and data insights to display advertising. The entire course consists of 26 topics and is accredited by Interactive Advertising Bureau Europe and The Open University.

Link: Google Digital Garage

Duration: varied



4. YouTube Certification

Video is the most efficient and engaging form of content. The ability to form a comprehensive video content strategy is a highly sought-after job skill in 2019 and beyond.

YouTube certified is designed to help creators and partners use advanced YouTube systems and tools. If you didn't already know, YouTube is the second largest search engine, after Google of course, and a certification from the platform brings instant credibility.

The Certified Program is committed to educating all creators and users on the platform. Tutorials provide you with the latest best practices as well as advanced industry-level knowledge. There are three separate courses to choose from, including channel growth, content ownership, and asset monetization.


Link: YouTube

Duration: varies



5. Twitter Flight School Certification

You can learn to make a lasting impression on Twitter's 330 million users with Twitter Flight School.

Twitter provides two separate 'paths' to help digital marketers gain traction and start advertising on the platform. The Marketing Leadership program is perfect for those looking to explore larger business opportunities on the social media platform. It consists of 4 courses of 1-5 hours courses, meaning the entire program takes approximately one hour to complete.

Twitter Flight School boasts best practices and real-life scenarios from businesses to help digital marketers better integrate the social media platform into their work. You just need to log in with your Twitter account to gain access to the two individual courses.

Link: Twitter Flight School

Duration: 5 hours 20 minutes for the Digital and Social


6. Microsoft Advertising Certification and Training

If you're a business leader, so this program is suitable for you, because it offers free training that can help you grow your business and optimize your Microsoft Advertising campaigns.

To complete the certificate program, simply take the free courses at your own pace to prepare for the exam. You then have unlimited time to finish the free Bing Ads accreditation exam and obtain a score of 80% or higher to pass.

Link: Microsoft Advertising Certification and Training

Duration: work at your own pace


7. HubSpot Inbound Marketing Certification

Inbound marketing is a methodology designed to draw visitors and potential customers in, rather than just pushing a brand, product, or service. HubSpot is known as an authority in the inbound marketing space, and the certification is perfect for those that want to stay up to date on the best practices.

There are some new courses and popular courses that provides certificate that cover everything you need to learn, including Inbound Marketing, Content Marketing, and Inbound Sales.

The course consists of 8 lessons, videos, quizzes. Anyone can take the course and exam, and anyone interested in digital marketing should have this topic mastered.

Link: HubSpot Academy

Duration: 4 hours 12 minutes



8. SEMrush SEO Toolkit Course

SEMrush is one of the best most successful digital marketing tools. To serve their users and audience better, they have created an academy with a number of free digital courses. Their courses cover all digital marketing disciplines including SEO and the course is 100% free. That means after completing the course, you will have skills in SEO, PPC, SMM, and Content Marketing.

Once you've completed the course, you're ready to take and hopefully pass the SEMrush Certification Exam for SEO's. This certification tests you on all aspects of the SEMrush Toolkit Course, covering research, building campaigns, and measuring success.

Link: SEMrush SEO Toolkit Course

Duration: 3 hours


Opportunity Will Come to Those Who are Qualified

Keep in mind not to overwhelm yourself by taking too many courses. Instead, find one or two that work best for you and put all your effort into mastering those subjects. On the other hand, there are plenty of more beneficial courses online, but we suggest trying out these certified options firs.

That's all from us, we'll waiting good news from you.

Cheers

Senin, 15 Februari 2021

Kombinasi Brand Marketing dan Direct Response Marketing untuk Promosi

  


Ada sesuatu yang mengejutkan saya beberapa hari lalu, di sebuah pertemuan dengan beberapa orang peserta kelas digital marketing dasar. Dalam pertemuan tersebut, saya membagikan materi tentang 'Bagaimana Menarik Perhatian ditengah Kerumunan'. Di sesi berikutnya, saya membagikan tentang Lead Magnet Design, atau 'Bagaimana Memasang Feedback dengan Teknik Brand Generosity Design. Kemudian tiba sesi tanya jawab.

Seorang peserta mengacungkan jari ingin bertanya. Saya persilahkan bertanya.

"Saya sudah lama berjualan. Tapi sampai sekarang susah banget laku. Satu minggu kadang cuma laku 1 piece. Padahal saya hampir setiap hari posting jualan saya di sosial media. Tapi jangankan membeli, mampir ke toko saya saja jarang. Saya bingung mau pakai strategi jualan seperti apa", ucapnya dengan putus asa.

Saya tanya balik ibu itu. "Sudah berapa lama ibu berjualan online?"

"Satu bulan pak. Saya pikir jualan online itu hanya upload gambar produk kita, dicantumin harga, trus langsung laku. Ini sudah hampir seminggu sejak saya posting, satupun tidak ada yang menyukai jualan saya. Jujur saya langsung shock. Hape di tangan hampir jatuh dengar cerita ibu itu.

Bayangkan saja, saya sudah belajar marketing sejak tahun 2014. Artinya sudah 6 tahun saya belajar, terkadang jualan saya masih juga belum laku. Yang artinya saya masih harus trial and error berkali kali. Begitu terus sampai ketemu cara yang efektif buat promosi dagang.Ini baru jualan sebulan kok sudah mengeluh dan putus asa.

Semua butuh PROSES untuk bisa menaklukkan dunia internet marketing. Dan hanya orang-orang yang setia dan disiplin melakukan perbaikan yang bisa berhasil. Jika hanya dengan posting gambar dagangan di media sosial Anda pikir sudah cukup mendatangkan pelanggan, artinya pondasi bisnis Anda sangat lemah.

Kenapa? Karena model berjualan seperti itu sangat mudah ditiru. Semua penjual pasti  melakukan hal yang sama seperti yang Anda lakukan. Dan kalau cara berjualan seperti itu dilakukan semua orang, pembeli akan punya banyak pilihan dan mudah beralih ke penjual lainnya. Akibatnya barang menumpuk di gudang. Anda akan mudah tersingkir dari daftar penjual pilihan pembeli.

Menurut penelitian yang dilakukan Oxfam di awal 2017, faktanya hanya 1% orang terkaya di dunia yang menguasai lebih dari 50% dari seluruh kekayaan dunia. Di jaman now, siapa yang dominan akan semakin mendominasi dan mereka yang terpuruk akan semakin terpuruk. Meminjam istilah WINNER TAKES ALL.

Kembali ke kasus online shop yang langsung putus asa karena barangnya 1 bulan jarang dibeli.

Pertama kita harus memiliki cara pandang yang benar dulu tentang marketing. Jangan-jangan kita memandang marketing itu dengan cara yang sala sehingga kita tidak bisa mengelola ekspektasi dengan tepat.

Karena kita lihat dagangan orang lain yang produknya sama dengan kita bisa laku berpuluh puluh pieces dalam sehari, kita lantas merasa gagal ketika melihat kenyataan dagangan kita tidak laku satupun. Padahal mungkin saja ia sudah pernah mengalami apa yang kita alami saat ini.

Guru marketing dunia, Seth Godin mengkategorikan 2 jenis aktifitas dalam marketing berdasarkan tujuan dan dampaknya.

  1. Aktifitas marketing yang dikategorikan sebagai Brand Marketing (BM)
  2. Aktifitas marketing yang dikategorikan sebagai Direct Response Marketing (DRM)
Brand Marketing (BM) ini ibarat vitamin atau suplemen alami yang didapat dari sayur dan buah. Dikonsumsi setiap haripun tidak akan ada masalah. Anda makan sayur, buah, multivitamin, tujuannya memang untuk sehat dan bugar dalam jangka panjang. Sedangkan pada Direct Response Marketing (DRM), penggunaan vitamin atau suplemen tersebut harus ikut aturan pakai. Dampaknya memang bisa dirasakan langsung. Namun jika dipakai terus menerus akan menimbulkan masalah kesehatan pada penggunanya. Sebut saja stamina booster, viagra, dan lain lain.

Coba Anda perhatikan tulisan-tulisan yang bermuatan marketing. Apakah tulisannya bermuatan Brand Marketing atau Direct Response Marketing. Dari awal tulisan akan bisa terbaca, tujuan dari tulisan tersebut, apakah untuk BM atau DRM.

Menulis untuk BM artinya, tulisan tersebut concern memberi VALUE ke pembaca yaitu menumbuhkan product brand, corporate brand ke pembaca dengan orientasi jangka panjang. Dampaknya memang tidak bisa dirasakan langsung di penjualan produk, namun akan merekatkan ingatan pembaca terhada brand produk tersebut. Bagaimana VALUE tersebut membawa manfaat bagi pembaca. Akan berkekuatan untuk mendongkrak DRM Anda, dibanding yang hanya berorientasi pada DRM.

Sedangkan tulisan-tulisan yang dikategorikan sebagai DRM tujuannya untuk memenuhi target-target marketing jangka pendek yang sudah ditetapkan sejak awal. Pada prakteknya ilmu-ilmu Copywriting, Hypnowriting, ataupun Softselling bahkan Hardselling masuk kedalam DRM. Sebaiknya hindari pemakaian teknik-teknik tersebut terlalu sering/overdosis. Semakin sering digunakan maka semakin gampang pembaca mengenali trik tersebut. Akibatnya, ketika pembaca sudah mulai bosan dan mencari yang lebih menarik, maka penjual harus mencari trik baru untuk menarik kembali perhatian pembaca.

Dijaman sekarang ini, promosi-promosi yang ditujukan untuk Brand Marketing harusnya diberi perhatian lebih banyak. Saat Anda promosi dengan komposisi 80% BM, 20% DRM, artinya Anda lebih banyak MEMBERI Value kepada pembaca, endingnya orang-orang akan beli produk Anda karena merasa terwakilkan lewat produk Anda. Namun bila Anda promosi dengan komposisi 100% DRM, artinya Anda hanya MEMINTA pembaca untuk membeli,tanpa kasih pemahaman kenapa produk Anda harus dibeli.

Kenapa strategi penjualan yang menggunakan BM lebih efektif dibandingkan DRM? Ini alasan dari sisi ilmiahnya.

Secara alamiah, manusia akan akan membalas budi dari apa yang diterimanya. Ini yang dinamakan RECIPROCITY. Semakin banyak ia menerima kebaikan, maka secara alami ia akan membalas kebaikan yang sudah ia terima. Meski niat si pemberi tanpa pamrih, tetap saja kebaikan tersebut akan menerima balasan secara tidak langsung. Bisa saja dengan merekomendasikan orang atau produk tersebut ke teman atau relasinya.

Itu sudah hukum alam. Itulah yang disebut dengan BRAND GENEROSITY. Atau kemurahhatian sebuah brand. Prinsip BM mengajarkan kita untuk lebih banyak MEMBERI daripada MEMINTA. Bisa rugi dong kalau begitu?

Kalau Anda berpikir jangka pendek, memang seolah-olah rugi. Tapi dijaman now yang serba digital, dan hampir semua orang menggunakan media sosial, berita kebaikan begitu cepat tersebar. Media sosial membuat informasi beredar begitu cepat. WORD OF MOUTH begitu berkuasa di media sosial. Semua bisa berjalan tanpa direncanakan.

Orang-orang yang sering menerima kebaikan Anda lewat tulisan-tulisan Anda akan MEMBERI hal yang sama tanpa direncanakan. Semakin kuat nilai yang Anda tanamkan lewat tulisan Anda, maka semakin besar manfaat dan pengaruh yang mereka dapatkan. Demikian sebaliknya.

Ada pula namanya MERE EXPOSURE EFFECT. Ini artinya pembaca memiliki kecenderungan menyukai apa yang sering mereka temui. Berbeda dengan postingan DRM, postingan BM lebih disukai karena banyak Value yang didapat oleh pembaca. Artinya bila postingan Anda banyak disukai, akan menciptakan lebih banyak momen interaksi antara Anda dengan pembaca. Inilah yang menciptakan kedekatan antara Anda dengan pembaca. Bahkan postingan Anda akan terus dinanti.

Berbeda jika postingan Anda isinya jualan melulu. Bukan semakin mendekat, mereka bahkan akan menyingkir perlahan. Beruntung jika Anda tidak di block atau unfriend. Anda pasti pernah lihat teman di media sosial yang modelnya seperti itukan?

Dan tidak mengherankan jika tahun 2011 NIKE menarik 40% budget marketing untuk dialihkan ke marketing dengan model BM. Muncullah Nike+, NikeFuelBand, dan lain-lain.
Inilah alasan kenapa BM porsinya harus lebih besar daripada BRM.

BM dan DRM pada prakteknya bisa dikombinasikan. Yang penting polanya harus diperhatikan. Jangan sampai niat tulus untuk memberi value ke pembaca endingnya malah disalahartikan oleh pembaca. Kalau formatnya 50% BM 50% DRM, pembaca pasti bisa menebak modusnya. Terlihat ga ikhlas memberi. Tapi kalau 100% BM kapan bisa balik modal?

Seth Godin adalah contoh orang yang terus menerus kasih BM tanpa kenal lelah. Lihat sekarang, bagaimana majalah-majalah bisnis rela antri untuk bisa mewawancarai dia. Penerbit berebut untuk menerbitkan bukunya. Dalam waktu 5 tahun, dia cuma absen menulis sebanyak 22 hari. Artinya, dia sudah menulis sebanyak 1803 tulisan. Gila banget kan?

Kalau saya mungkin tidak sanggup meniru dia. Prinsipnya kalau bisa, BM dan BRM harus dikombinasikan dengan tepat. Berdasarkan pengalaman mengamati pola marketing brand-brand besar, pola 80% BM 20% DRM sudah tepat.

Tapi masing-masing brand pasti punya pola dan ukuran sendiri. Yang terbaik adalah, uji coba pola BM dan DRM atau kombinasi keduanya terhadap produk/barang Anda. Jangan lelah untuk terus berjuang, trial and error sampai mendapat pola yang terbaik.


Okay, that's all from me. Have a great revenue:D

Cheers,
Lusiaa Siregar


Minggu, 31 Januari 2021

Just Chill at the Weekend

In this article, I invite you to Little Indiantown in Medan. Just like Chinatown abroad, Little Indiantown in Medan is inhabited by many people of Indian descent. Punjabi, Bengali, Sikh, and Tamil tribes have occupied the area for decades. Especially Indians in Indonesia conduct trade activities because there are unwritten rules in Indonesia, non-native Indonesians should not work / not be elected in government sector or private parts, so trade becomes the eyes of their search for living in Indonesia.

Most of them who live in Indiantown is doing culinary, prayer, and wedding equipment, textiles, or carvings made of iron. In this area, there are 2 Indian food vendors, and both are a favorite of tourists and Medan residents who want to enjoy native Indian cuisine.

As you know, Indian cuisine is very famous because it is spicy and curry seasoning is a menu commonly enjoyed daily by Indians. I myself have never eaten Indian food, so so I did not wonder how the taste of Indian cuisine, Cregit team and I decided to go to the restaurant.


It's great to finally be able to taste Indian cuisine full of tongue surprises because the taste of food is dominated by very strong spices. Too bad we couldn't finish the meal, because the portions were big enough for the size of our stomach. The next destination is the largest Hindu temple in Indonesia, which is right in front of the restaurant. Just a few seconds, we arrived in front of the temple inaugurated by the Governor of North Sumatra in 1991. The age of the temple is already 136 guys. It's amazing guys, isn't it?

From the explanation of the officers and Pandita of the temple, I just found out that Hindus who will worship in this temple are almost the same as Muslims. They must wash their hands, feet, and face with water in the right corner of the temple area from the entrance before they enter the inside of the temple. Then there is the prohibition for women who are menstruating so as not to enter the temple. Men or women are obliged to wear polite, neat clothes. Especially for women, clothes as much as possible are loose and long to the knee. This temple is very beautiful, the ornaments inside are so artistic and everything is done hand-made. Statues of Hindu goddess goddesses are all painted and decorated very interestingly.

Actually, there will a big celebration that they will do this January, but because of Covid 19, the activity was eliminated. Regular worship every Friday afternoon is also eliminated. People can still come to perform rituals of worship, but the number is limited.

As a bonus, at the end of the video, you'll see Cregit's team play basketball. From Monday to Friday tired of hunting photos and videos and video editing for Youtube content stock, playing basketball is the best refreshment to unwind and stress, because it was fun to be able to put the ball into the net. You may see the activities completely from this video




So that's all from us, see you in the next article. Keep healthy, keep clean and keep up the spirit!!